Loading posts...
  • Pameran Postscript/Notabene ‘Para Pembuat Ayat’: Merespons Residu Kolonialisme

    — Muhammad Ichsanudin A, penulis/peneliti Kolektif Arungkala. Tubuh kita hari ini, nampaknya masih terperangkap oleh residu kolonialisme di masa lalu. Sejak merebaknya industri foto pada tahun 1860-an, kita mengalami bagaimana fotografer Eropa menatap setiap lekuk tubuh kita, kemudian menata dan menduplikasikannya ke dalam bingkai. Melalui tangan sang fotografer, kamera adalah bedil untuk membuat tubuh kita…
  • Rujak Pare Bercerita Pahitnya Tragedi Mei 1998

    — Mirna Layli Dewi, jurnalis foto independen. Sore itu sekitar pukul 17.50 WIB saya tiba di plataran Boen Hian Tong, Gg. Pinggir No.31, Kelurahan Kranggan, Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah. Kebetulan saya datang lebih awal sebelum acara mengenang tragedi Mei ‘98 ini dimulai. Suasana saat itu, sore menjelang malam tepatnya saat langit perlahan…
  • Meniti Persilangan Jejak Visual | Catatan Pameran Krack! Studio ‘Silang Jejak’ Jogja Fotografis Festival 2023

    — Jon Britto Wirajati Pameran Silang Jejak adalah salah satu perhentian (f-Stop) dalam rangkaian Jogja Fotografis Festival 2023 yang diinisiasi oleh Ruang MES 56. Digelar di galeri Krack! Printmaking Studio, napas utama dari penyelenggaraan pameran ini adalah kolaborasi antar “tetangga” dalam ekosistem seni Mantrijeron, Yogyakarta. Kolaborasi inilah yang kemudian juga muncul dalam kerja kuratorial pameran,…
  • Bahkan Memotret Lebih Mudah daripada Bersiul: Praktik Fotografi dan Tantangan Kerja Pengarsipan

    — Arlingga Hari Nugroho Jika ada hal yang lebih mudah dibandingkan bersiul, maka salah satu jawabannya adalah memotret. Hari ini, untuk sekadar mengeluarkan bunyi dari bibir, bisa jadi perkara yang tidak mudah dibandingkan dengan menangkap momen yang terlintas menggunakan kamera. Memonyongkan bibir, lalu memberi sedikit celah berbentuk bulat kecil di bagian tengahnya, dan menghembuskan napas,…
  • An Invitation to Put Yourself in My Shoes

    — Adelina Luft Ini merupakan tulisan pengantar untuk pameran Wimo Ambala Bayang di Ruang MES 56. To my fellow earth beings. I am climbing a steep hill in a village somewhere in Eastern Europe, pushing a carriage full of hay collected by a family of humans to feed me and others of my species. As…
  • Leftover Images: Negative is an Image

    — Afdruk 56 Teknologi analog dalam fotografi memberikan momen fenomenologis bagi pelakunya, yaitu sebuah rangkaian proses panjang: mekanikal-kimiawi sampai tercipta sebuah imaji. Reproduksi imaji inilah yang disebut citraan, yang selama ini digeluti oleh fotografi itu sendiri. Dalam khazanah fotografi populer di Indonesia, bisa dikatakan bahwa masa senja fotografi analog telah terlihat sejak lebih dari satu…
  • Yang Tak Diceritakan Kios Stempel Kilat tentang Kios Foto Kilat: Kolombo/Moses/Gejayan Era ‘90-an

    — Arlingga Hari Nugroho Tulisan ini merupakan hasil riset yang dipresentasikan dalam pameran reForward "Studi Studio: Membaca Kembali Praktik Produksi Foto Tahun 97-98" di Ruang MES 56 bersama SOKONG!. Matahari tepat di atas kepala ketika saya berteduh di bawah tenda angkringan. Hiruk-pikuk Jalan Moses Gatotkaca, Gejayan, seperti tak pernah jenak meski sedang memasuki bulan puasa.…
  • Youth of Today: Ruang Distribusi Pengetahuan dan Usaha Menjinakkan Sejarah

    — Arlingga Hari Nugroho Narasi tentang Orde Baru dan kait kelindannya dengan peristiwa ‘98 sepertinya selalu punya cara untuk hadir kembali di masyarakat hari ini, sengaja ataupun tak disengaja. Selain di buku sejarah Indonesia, ingatan tentang peristiwa tersebut tak jarang pula muncul secara organik melalui oral history. Pengetahuan mengenai peristiwa tersebut, dapat muncul melalui asupan…