Café Society Cinema Kereta dapat dilihat sebagai tanda atas pembangunan dan modernitas. Warsa 2000 hingga satu dekade setelahnya adalah waktu yang riuh dalam perkembangan kereta api di Indonesia. Sebelum kereta menjadi ber-‘Sensasi Swiss’ di tahun 2022, kendaraan rel besi ini pernah bersinggungan dengan atapers, bandul besi, dan lori. Dengan latar Jakarta sebagai kota penuh harapan dan…

Café Society Cinema Extra! Mari datang, berkumpul, dan menonton bersama-sama dengan warga Pedukuhan VII Jomegatan. Sabtu, 18 Maret 2023Pukul 19.30 WIB "Kantata Takwa" | Eros Djarot & Gotot Prakosa | 69 menit | 2008 Gedung Serbaguna JomegatanJl. Jomegatan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul Kantata Takwa adalah superband dan salah satu bentuk gerakan budaya di Indonesia. Personelnya terdiri…

Dalam euforia bangsa pada reformasi, beberapa orang mengenyam luka akibat dalam tragedi yang datang bersamanya. Dalam masa sekarang, bekas luka tersebut dirawat untuk menjaga ingatan atas peristiwa yang masih tabu untuk dibicarakan. “Rumah Kuta Kita” menunjukkan kisah pasutri belia Tionghoa yang terkurung dalam rumah alih-alih menikmati masa bulan madu. “Diamku Berduka” Menyajikan menjadi surat dari…

Special screening buat kamu yang special! Café Society X-tra Senin, 13 Febuari 2023Ruang MES 56Jl. Mangkuyudan No. 53A "Tara" | Volker Sattel and Francesca Bertin | 86 menit | 2022Pukul 19.30 WIB Tara adalah sungai di pinggiran Taranto yang airnya dipercaya memiliki khasiat penyembuhan; mandi di sana merupakan tradisi bagi penduduk kota. Mulai dari tempat…

Menu Cafe Society cinema bulan ini dikurasi oleh Blurhouse.id dengan tajuk “Bapak Sebagai Kepala yang Buntung”. Bentuk keluarga yang normatif membentuk struktur politis-hirarkis yang menempatkan seorang bapak sebagai kepala keluarga. Ketika dihadapkan dengan peran Bapak yang tidak sempurna, beberapa keluarga melakukan perlawanan dan mempreteli bentuk politik dalam keluarga tersebut. Lalu menggambarkan kerinduan pada sosok bapak yang hilang. Fitrah menyajikan…

Program Café Society bulan ini dipersiapkan oleh Blurhouse.id, sebuah inisiatif penayangan film dari Yogyakarta. "Membicarakan mimpi mirip dengan membicarakan film, karena sinema berbicara dengan bahasa mimpi," begitu kata Federico Fellini. Keluasaan film dalam mengkonstruksikan ruang dan waktu memunculkan beragam interpretasi atas impresi dan mimpi. The Partian memberikan impresi astornot yang "alien" di ruang yang familier.…