Legal Artist Series “Dihadapan Harapan” Pameran Tunggal Fajar Riyanto
Legal Artist Series
“Dihadapan Harapan”
Pameran Tunggal
Fajar Riyanto
22 Desember 2020-13 Januari 2021
Buka tiap Senin-Sabtu
13.00-19.00 WIB
Di Ruang MES 56,
Jl. Mangkuyudan No. 53A, Yogyakarta
Pembukaan
Selasa, 22 Desember 2020
Jam 19.00 WIB
Instagram Live @ruangmes56
Bincang Seniman
Rabu, 23 Desember 2020
Jam 20.00 WIB
Instagram Live @ruangmes56
Kurator:
Akiq AW
Penulis:
Sita Magfira
10 pengunjung per hari
Hanya bisa melalui reservasi di sini atau via WhatsApp: 0821 3837 3763
Kapan ke Jogja lagi? Jargon yang sering kita dengar sebagai promosi pariwisata Jogja. Kota ini memang selalu menawarkan perubahan. Apalagi dengan suntikan dana APBD keistimewaan sebesar 1,3 trilyun. Istimewa bukan? Mau tidak mau, butuh tidak butuh, rusak tidak rusak, pembangunan, pembongkaran, dan pengadaan akan terus dilakukan. Lihatlah di area Tugu Jogja, Malioboro, dan Titik Nol Kilometer, dan alun-alun utara. Bahkan yang terbaru pemerintah baru saja menyelesaikan proyek penyambungan tembok benteng di wilayah Pojok Benteng Kulon dan pembangunan Pojok Benteng Lor Wetan (Timur Laut). Seolah ingin mengembalikan wajah dan kekuatan Keraton. Pertanyaannya, bagaimana sebenarnya master plan yang dirancang pemerintah untuk masa depan kota ini. Adakah edukasi, mitigasi, dan penguatan warga untuk mengimajinasi setiap perubahannya?
.
Dalam proyek ini, Fajar Riyanto mengajak kita mengamati tentang kehidupan warga di wilayah ”mepet” njeron benteng. Apa sebenarnya harapan dan strategi yang dimiliki warga itu bekerja sebagai “benteng” untuk keluarganya, wilayahnya, dan untuk masa depan. Fajar melakukan diskusi kecil dengan beberapa perwakilan warga yang berhasil ia temui dan mengumpulkan doa-doa warga dan membukukannya. Fajar juga merekam bagaimana situasi sosial dalam sudut pandang rumah perumah melalui seri foto portrait keluarga dan perabotan yang ia susun berdampingan. Melalui representasi ini, setidaknya Fajar mengajak kita untuk jeli dalam melihat relasi perubahan kota dengan apa yang sebetulnya diharapkan warganya.