“Ruang Politik Pertama Bernama Rumah #2”
Pameran Tunggal
Dito Yuwono
10-24 November 2020
Buka tiap Senin-Sabtu
13.00-19.00 WIB
Di Ruang MES 56,
Jl. Mangkuyudan No. 53A, Yogyakarta
10 pengunjung per hari
Hanya bisa melalui reservasi di sini atau via WhatsApp: 0821 3837 3763
Tur Pameran: 13-14 November 2020
“Ruang Politik bernama Rumah #2” merupakan kelanjutan dari pameran tunggal Dito Yuwono dengan judul yang sama pada tahun 2017. Bagi Dito, politik adalah masalah hak dan kewajiban yang berakar pada persoalan peran. Keduanya saling berhubungan meskipun masing-masing mempunyai manifestasi yang unik dan bergantung pada bagaimana suatu subjek bersikap terhadap ruang yang membentuk-sekaligus dibentuk oleh-realitas politik tersebut. Dalam rangka memeriksa hubungan antara hak dan kewajiban itulah, proyek ini juga berorientasi ke penyelidikan atas “politik ruang” dari “ruang politik”. Dito memilih ruang di lingkup terkecil: rumah. “Rumah” dalam proyek tersebut adalah kacamata pertama untuk mengurai bagaimana sebuah “ruang politik” bisa menciptakan “politik”-nya sendiri. Bagi Dito, usaha untuk mengurai-atau sebut saja menginvestigasi-mekanisme rumah (sebagai ruang politik) itu menjadi dasar perangkaian ekspresi, juga intervensi.
Dalam bagian kedua ini, Dito Yuwono mencoba menginvestigasi lebih jauh mengenai bagaimana politik membentuk relasi sosial, dan bagaimana rumah mengindikasikan dan merepresentasikan mekanisme dari pembentukan relasi tersebut. Pameran ini menampilkan empat seri karya baru sebagai titik mula investigasi atas transmisi pengalaman, cerita, dan narasi sejarah lintas generasi di dalam sebuah keluarga. Posisi sebagai keluarga pada umumnya yang tidak secara langsung terpengaruh pergolakan politik dan ketidakbiasaan memunculkan kecanggungan dan ketidak-alamian dalam gestur maupun pilihan bahasa serta intonasi. Ruang keluarga menjadi panggung percakapan yang tidak alami dan sebuah upaya untuk membicarakan hal-hal yang tak dibicarakan di ruang keluarga tersebut sebelumnya.
Esai kuratorial “Empat Konteks Politik Ruang Pertama Dito” bisa dibaca di Jurnal 56.