Cafe Society Cinema: Penayangan film dan pop-up cafe
“(Un)mapping the Manado Kaart Trilogy of Natasha Tontey”
Juru program: Rugun Sirait
Nasi kuning, Ayam woku, dan Sayur bunga pepaya
Juru masak: Samsuga
Rabu, 24 Juli 2024
19.00 WIB
Menurut antropolog Kelli Swazey, kelompok etnis Minahasa – yang lebih dikenal sebagai Manado karena kesalahpahaman – menyebut kerabat mereka yang tidak lahir dan dibesarkan di pulau Sulawesi sebagai ‘Manado Kaart’. Dalam kesempatan ini kami memutar dan merefleksikan tiga karya video Natasha Tontey yang dapat memikirkan ulang tentang film, fiksi, dan non-fiksi – selain itu juga merefleksikan ulang identitas (dan subyektivitas programmer dan seniman sebagai) seorang keturunan Minahasa. Ketiga film ini mengajak kita untuk memikirkan posisionalitas dalam memahami masa lalu, masa kini yang dinamis, juga masa depan secara spekulatif, ataupun cara memahami waktu yang tidak linear.
– Wa’Anak Witu Watu | 25 menit | 2021
Film ini menyelidiki fiksi, mitos, dan kosmologi Minahasa serta hubungannya dengan entitas geografis batu. Praktik adat suku Minahasa—di mana manusia merayakan bentuk komunikasi mereka dengan batu—dipahami sebagai praktik agama sebelum dilembagakan dan dikategorikan sebagai kepercayaan animisme.
– Garden Amidst the Flame | 27 menit | 2022
Perjalanan dan fantasi seorang gadis muda Minahasa dengan struktur waktu non-linier. Cerita ini ditulis setelah Natasha berpartisipasi dalam ritual Karai, sebuah pengalaman imaterial yang luhur dari menggali, berpartisipasi, dan mengamati budaya leluhurnya.
– Of Other Tomorrows Never Known | 16 menit | 2023
Dipengaruhi oleh kultur Minahasa, fiksi spekulatif tentang kepercayaan mistis ini menyatukan dialog para leluhur, penyembuhan melalui spiritual, material, dan teknologi
Kursi menonton dan porsi makanan terbatas, hanya untuk 15 orang!
Narahubung: Arief (+62 856-9574-3961)
Penayangan ini didukung oleh Dana Indonesiana
#bioskop56 #cafesocietycinemaextra #ruangmes56 #danaindonesiana #budayasaya #minahasa #manado