To The Landscape And Beyond – Akiq AW Solo Exhibition

Tiga Proyek Satu Pokok
 
Di dunia seni rupa kontemporer Indonesia saat ini, fotografi bukanlah sepotong perkakas teknologi reproduksi belaka. Bukan pula sekadar alat bantu mekanis dalam proses penciptaan dan pendokumentasian lukisan, patung, dan seni rupa pertunjukan. Fotografi, sejak sekira 10 tahun terakhir, telah menjelma—pinjam istilah kritikus seni rupa Sanento Yuliman dari tahun 1984—“seni rupa atas” yang unik, otentik, dan auratik.
Itulah fotografi yang berakar dalam dan berujung pada gagasan. Alih-alih, demi penebusan kembali aura yang lama tergadai sebagai iklan di koran, majalah, dan media massa lainnya, para pemeluk teguh fotografi ini memuliakan gagasan lebih dari apa pun. Semua perhatian mereka tercurah untuk memotret gagasan sebagai karya seni rupa. Itu sebabnya kenapa fotografi ini hanya bisa kita temu-saksikan di galeri dan museum seni rupa, juga di forum-forum perhelatan seperti art fair dan biennale.
Galeri, museum, art fair, dan biennale, bukan hanya podium wacana untuk menyuarakan penebusan kembali aura fotografi, melainkan juga panggung eksistensial di mana pemeluk-pemeluk teguh fotografi ini memproklamasikan daya cipta mereka sebagai seniman.
Pameran bertajuk To The Landscape and Beyond ini menghimpun 20 karya Akiq Abdul Wahid yang terbagi dalam 3 proyek fotografi penting—yaitu “Augmented Landscape”, “The Order of Things”, dan “On Photographic Time and Motion.” Dapat dikatakan di sini bahwa ketiga proyek fotografi tersebut merepresentasikan perkembangan estetika dan pencapaian artistika Akiq sepanjang 3 tahun terakhir ini.
Dengan demikian, sejatinya ketiga proyek fotografi tersebut merupakan sarana intelektual Akiq dalam menyampaikan pikiran-pikirannya tentang fotografi sebagai seni dengan menguras segala ide dan imaji foto lanskap yang ada. Alih-alih, ia berkehendak melampauinya lewat interferensi garis batas fotografi dengan seni lukis, seni video, dan seni rupa pertunjukan, sehingga perbedaan-perbedaan yang ada menjadi sabur-limbur antara satu sama lain.
Surabaya, 17 Juni 2012
WAHYUDIN

(Kurator Pameran)